Fajar Tri

Belajar Bisnis dan Pengembangan Diri

  • START HERE
  • BLOG
  • CONTACT
  • BOOKS
  • VIRALOKA
  • Pengembangan Diri
  • Manajemen Bisnis
  • Tips Desain
  • Social Media
  • Tutorial

Mengapa Islam di Benci? Saya juga benci!

13 January 2018 by Fajar

Kita lihat femonena islamophobia akhir-akhir ini baik di dalam negeri maupun di luar negeri semakin berkembang pesat. namun disisi lain semakin banyak pula yang menjadi mualaf. kebanyakan para mualaf adalah dari golongan orang-orang mampu secara finansial, yang mau berfikir dan mau menggunakan akal sehatnya.

Media-media besar ramai-ramai membuat pemberitaan buruk tentang islam. seperti kita ketahui : anti-pancasila, anti kebhinekaan, teroris, tidak nasionalis, dsb. padahal kalau kita mau membaca al-qur’an justeru pancasila sumbernya dari al-quran. sepertinya kita perlu usaha lebih keras lagi agar masyarakat tidak salah persepsi soal ini.

aktivitas padat

Kalau di tinjau lebih dalam, saat ini masyarakat kita masih sedikit yang paham soal informasi media. apakah informasi yang di terima benar atau bohong? kebanyakan yang mereka baca itulah yang di percaya.

Dan lebih konyol-nya lagi hanya melihat screenshot judul blog nggak jelas, itu juga di percaya. astaga begitu malasnya kah mereka mencari informasi validnya? hal ini menunjukkan betapa minimnya pengetahuan mereka tentang dunia informasi. kalau saya perhatikan kebanyakan mereka dari kalangan bawah.

Namun disisi lain akhir-akhir ini saya juga mendapati banyak yang sudah sadar. ya, pengaruh social media. media sosial sepertinya menjadi media masyarakat bebas mengeluarkan pendapat. penguasa negeri bisa saja mengontrol media-media tapi tidak dengan media sosial. karena media sosial medianya rakyat (bukan medianya penguasa)

Lebih lanjut, mengapa Islam di benci? jawabannya simpel : karena tidak sesuai dengan hawa nafsu manusia. Manusia kalau sudah di kuasai hawa nafsunya hal positif apapun tidak akan mau menerimanya (menolak). termasuk firman Allah dalam kitabnya Al-Quran. Itulah alasannya kenapa Allah menurunkan Al-Quran ” sebagai rahmat & petunjuk bagi yang bertaqwa ” . Saya ingin bercerita sedikit tentang diri saya waktu membenci agama sendiri.

Saya Pernah Membenci Islam!

Masih ingat ketika saya masih berumur 23 tahun kebawah (sekitar 5 tahun lalu) saya hampir tak pernah sholat. kalaupun sholat itu hanya sholat maghrib saja. di kisaran umur 17-22 tahun saya benar-benar seperti orang yang tak punya agama. tidak pernah sholat (sekalinya sholat hanya sholat maghrib), Ramadhan pun tak pernah puasa, tak pernah menyentuh Al-Quran, dan hal apapun yang menyangkut Islam saya abaikan dan saya benci.

Ada teman yang mencoba mengingatkan malah saya musuhi. hati saya kala itu sepertinya sudah mengeras tapi mungkin telinga tidak sampai pekak. sudah lumayan jauh dari agama membuat hidup saya jadi tak beraturan. yang di kejar hanya kesenangan duniawi.

Padahal saya lahir dan hidup di tengah-tengah orang beriman, rajin beribadah. bahkan dari sekolah TK sampai SMP saya sekolah agama. pulang sekolah pun mengaji dari setelah ashar sampai jam 9 malam full waktu saya habiskan di mushollah dekat rumah. malah saya juga sering shubuh berjamaah, tadarus (setelah shubuh), dan sholat dhuhah. itu semua saya lakukan lebih dari 9 tahun (semasa kecil).

ya, sejak kecil saya sudah di bekali ilmu agama. mulai dari belajar iqra, baca al-quran, tajwid, kitab fiqih, sulam safinah, sulam taufiq, aqidahtulawam, kitab gundul, tata cara sholat yang benar, keutamaan sholat dhuhah, dan masih banyak lagi.

Entah mengapa sejak masuk SMK pelan-pelan saya mulai meninggalkan semuanya. padahal saya dulu hafal dalil-dalil tajwid, bisa baca kitab gundul (kitab bahasa arab yang tak ada harakatnya). seolah-olah saya butuh pelajaran baru dan agama yang saya pelajari saat itu sudah tidak berlaku lagi (kuno). puncaknya ketika saya lulus SMK dan masuk kota jakarta sekitar bulan Juli 2007. disinilah perjalanan hidup saya (yang tak jelas arahnya).

Saya pernah punya Indra ke-6

Ya benar, saya pernah punya indra ke-6 di tahun 2007 (berjalan beberapa bulan saja). saya sering melihat masa depan (yang belum terjadi) dan uniknya hal-hal yang tidak menyenangkan saja yang bisa saya lihat. contoh : mau sakit, mau tertimpa musibah, mau kecelakaan, dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya. Saya masih ingat betul hingga saat ini..

Kala itu teman baik saya seminggu sebelum kecelakaan motor, saya sudah bisa melihatnya. dan parahnya sebelum bisa melihat hal itu kepala saya benar-benar sangat menyakitkan. intinya sebelum bisa melihat masa depan pasti di awali dengan rasa sakit kepala yang luar biasa. badan menjadi lemas, mau melakukan apapun rasanya begitu berat (malas). berjalan beberapa bulan akhirnya saya mengeluh ke orang tua saya ini kenapa? kok bisa begini? hingga pada akhirnya Bapak saya datang ke Jakarta nengokin keadaan saya.

Sebelum ke Jakarta bapak sudah tahu dan membawa solusinya. dan tahu kenapa? ternyata saya di ikuti puluhan Jin. mereka semua ada di dalam diri saya. Indra ke 6 (atau mata batin) itu ada 2 jenis : 1 karena gangguan Jin, 2 Rahmat Allah SWT. kalau indra ke 6 mu membuat jauh dari agama, menjadi malas beraktivitas, berarti itu bagian dari gangguan Jin. jadi solusinya begini :

Saya disuruh puasa sunnah selama 7 hari full (tidak boleh bolong) dan sholat tengah malam. gunanya tentu saja untuk membersihkan diri dari hal-hal negatif. dengan bantuan Bapak, akhirnya saya sembuh dan kembali normal. bersamaan dengan kesembuhan saya Indra ke-6 hasil perbuatan Jin juga ikut menghilang. akhirnya di awal-awal tahun 2008 saya bisa menjalani hari-hari dengan normal namun masih belum juga sadar betapa pentingnya benteng agama. ya, saya masih tidak melakukan kewajiban sebagai muslim.

Bagi yang sedang mengalami hal ini baiknya segera konsultasikan dengan Ustadz, Kyai, atau yang paham masalah ini.

Saya terdoktrin paham Sekular & Liberal

Saya pun pernah terdoktrin paham sekular dan liberal. jadi kala itu semua agama saya anggap sama/benar. dan anehnya kenapa ketika hal-hal yang menyangkut Islam saya bilang kuno bahkan saya membencinya. informasi yang saya baca, pergaulan yang saya ikuti, membuat saya jauh dari agama tapi untungnya telinga tidak sampai pekak dan masih punya hati nurani. contoh :

Saya masih ingat betul di tahun 2008 ketika menemukan sebuah dompet di pinggir jalan raya yang isinya uang ratusan ribu, plus ATM, STNK motor & mobil, SIM, dsb. tanpa pikir panjang saya mencari-cari kontak pemilik di dompetnya, akhirnya saya dapat nomor HP orang terdekatnya. tanpa pikir panjang barang ini harus di kembalikan ke pemiliknya. selang 1 jam kemudian pemilik tersebut datang ketempat saya untuk mengambil barangnya yang hilang. sontak dia sangat berterima kasih bahkan ngasih uang Rp. 500,000 tapi saya tolak. nggak habis akal si pemilik ini ngajak saya makan nasi padang dekat kosan dan sayapun tidak keberatan. dia benar-benar terharu dan sangat berterima kasih.

Jadi kisah di atas menceritakan ” se sesat-sesatnya saya kala itu, masih punya hati nurani “. cielah hahaha :v

Oke kembali ke topik. saya memang benar-benar sedang terdoktrin paham liberal & sekular kala itu. tak pernah sholat, menganggap semua agama sama, tak pernah puasa, mengukur harga diri seseorang berdasarkan kekayaan hartanya, dan lain-lain. ya, agama hanya penting di KTP saja (tak lebih).

Hidup kian Sulit..

Berjalan sekian tahun lamanya membuat hidup saya semakin tak jelas arahnya. punya agama tapi tak pernah di praktekkan. kalau di ingat-ingat sedih rasanya. bagaimana tidak? tak pernah menjalankan kewajiban sebagai muslim tapi rezeki terus lancar, Allah selalu menjaga saya, Allah selalu memberi saya kesehatan, menyembuhkan ketika saya sakit, dan segalanya. Inilah yang namanya bentuk kasih sayang yang sebenarnya. sesungguhnya Dia benar-benar Maha Pengasih dan Penyayang. akan tetapi kebanyakan Manusia tidak mengetahui.

Saya merasa hati ini begitu keras. penuh dengan keangkuhan dan kesombongan. susah menerima nasehat orang lain, bahkan nasehat orang tua pun tak jarang saya lawan. sehingga membuat Ibu & Bapak saya sangat sedih bahkan sampai Ibu menangis. dengan kejadian ini yang menurut saya parah tapi tetap saja saya bangga dengan diri saya sendiri. merasa sudah tahu segalanya, tak perlu nasehat siapapun.

Saya menganggap kesulitan itu sebagai ujian, padahal bukan hanya ujian tapi juga efek dosa saya. seolah-olah ujian dan azab berjalan berbarengan menimpa saya. 1 akibat kesalahan-kesalahan yang saya buat, 2 teguran agar saya kembali di Jalan Nya. hingga kesulitan semakin memuncak dan membuat hidup saya semakin tak terkendali, disitulah saya menemukan hidayah.

Hidayah itu Datang

Ceritanya begini, tengah malam dada saya ada dorongan yang nggak tahu kenapa rasanya pengen buka Youtube. padahal sebelum-sebelumnya tidak pernah buka Youtube di malam hari. saya ingat betul 2 video yang membuat saya menangis yang cukup lama. video itu adalah Bola api berkobar di dasar laut dan Dua lautan bertemu (asin & tawar). kala itu umur saya 22 tahun (6 tahun lalu / pertengahan tahun 2011). lalu berlanjut video-video berikutnya diantaranya : gunung pelangi di china, tujuan penciptaan manusia, dan masih banyak lagi. seketika keangkuhan dan kesombongan dalam diri saya luluh lantak. karena dulu waktu mengaji saya tidak tahu artinya setiap bacaan Al-Quran, ya khatam 30 juz 2x (bacaan + tajwidnya saja tanpa tahu artinya).  semua bukti-bukti ciptaan Allah tertera dalam Al-Quran. karena saya masih punya iman meskipun sangat tipis (kala itu). logika sederhananya begini :

belajar bersyukurAl-Quran turun sekitar 1400 tahun lalu yang mana belum ada teknologi canggih seperti sekarang ini. kok ada keterangan dua lautan asin dan tawar saling bertemu dan bola api berkobar di dasar laut. itu 2 hal yang mustahil kalau Al-Quran itu karangan Manusia. tentu saja ini karangan Yang Maha Kuasa. disinilah titik balik saya kembali percaya & membaca Al-Quran, kembali sholat 5 waktu, kembali ikut Puasa Ramadhan, dan kembali menjalani kewajiban lainnya sebagai muslim. dari kejadian ini saya ke gramedia beli Al-Quran yang ada artinya. semakin kesini Al-hamdulillah kalau mau mempelajari apapun terlebih soal agama, saya selalu berdoa semoga di beri petunjuk yang benar.

Saya kembali belajar lagi dan mencoba mengingat masa-masa kecil dulu ketika belajar agama. rasanya tak terlalu sulit karena sebagian masih melekat dalam diri saya. dan untung-nya keluarga saya pun memaafkan saya dan mau mengajari agama lagi.

Hampir jadi Fanatik Agama

Selang beberapa tahun seiring dengan usaha saya dalam belajar agama, ada lagi hal yang mungkin membuat saya hampir jadi fanatik agama. saya menganggap diluar agama Islam adalah musuh, berteman pun harus sama yang seiman. ini kenapa lagi ya? ” tanya saya dalam diri sendiri..” untungnya ini hanya berjalan beberapa bulan saja karena orang tua saya sering mengawasi.

Jadi, kalau ada yang bengkok dikit segera di nasehati. ini salah ini benar saya jadi semakin tahu. barulah di akhir 2014 saya memilih jalan tengah, artinya tidak fanatik agama (open minded) dan juga anti-paham sekular & liberal. perlahan saya mempelajari cara kerja media-media lokal bagaimana mereka membuat opini publik.

di tahun 2015 pelan-pelan saya paham oh begini.. oh begitu. jadi, dalam dunia informasi memang ada permainan sesuai pesanan pendana. bahkan tak jarang fakta di balik jadi bohong, ada juga yang di lenyapkan, dan kebohongan di angkat seolah-olah itulah fakta!

Ya, meskipun kadang masih terpancing info media pelan-pelan saya pelajari lagi. jadi semakin paham, dan berhati-hati memfilter informasi. baik info media dan teman pergaulan alhamdulillah sejauh ini saya merasa jauh lebih baik dari pada 5-6 tahun lalu. sekarang umur saya sudah 28 tahun (pas tulisan ini dimuat).

orang-orang di sekitaran saya auranya positif meskipun ada beberapa yang beda agama tapi saya tidak mempermasalahkannya sedikitpun. jadi semakin beragam semakin paham arti perbedaan.

Beberapa catatan menarik yang patut kita renungkan ; kita hidup di bumi tak lain adalah beribadah kepada Nya, karena hidup ini adalah ujian siapa yang pantas masuk surga dan neraka. lebih dari itu, sesama manusia kita harus saling mengenal & menghormati satu sama lain meskipun berbeda keyakinan. karena itu termasuk urusan pribadi seorang Hamba dengan Tuhan nya.

Dan beban setiap muslim adalah menyampaikan ayat-ayat Allah kepada mereka yang belum mendapat petunjuk. sampaikan walau hanya 1 ayat. kita semua adalah Umat Nabi Muhammad tak terkecuali yang non-muslim (budha, kristen, hindu, dsb) karena Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir dan diutus untuk seluruh umat manusia.

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)

Rekomendasi lainnya:

    Kapan Saya Harus Berbisnis?
    Random Mood : Merelaksasi Pikiran
    Enak dan Ngga Enaknya Jadi Manusia
    Kerja Keras, Cerdas, Ikhlas
    Kenapa Saya Selalu Gagal?

Filed Under: Pengembangan Diri Tagged With: fenomena islam, islamophobia, ujian dalam islam

    Untuk Anda

    Jumat Makan Gratis
    Panduan Membuat Website
    Trilogy Buku Pengembangan Diri
  • Artikel Terbaru

    About Fajar

    Seorang 1/2 idealis 1/2 realistis. minimalism, flexible, friendly, open minded, suka musik & pecinta kopi. follow Instagram & subscribe Channel nya

    • About
    • Terms
    • Privacy

    © 2021 Fajar - Minimalism