Fajar Tri

Belajar Bisnis dan Pengembangan Diri

  • Start
  • Blog
  • Contact
  • Books

Datang dan Pergi

1 March 2020 by Fajar

Hari berubah begitu cepat, keadaan pun demikian. hari yang berbeda dari biasanya namun Saya merasa tetap berada di titik yang sama (merasa tidak berkembang).

Saya merasa Dunia saat ini 1/2 terang dan 1/2 gelap karena sosok hero telah wafat. ya, Jumat lalu ayah Saya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas.

Alfatihah… 3x

Setiap manusia ingin memiliki keluarga normal (ada Ayah, ada Ibu) namun seiring berjalannya waktu harus ada yang pergi. karena sifat dunia ini hanya sementara. sementara ada, selamanya pergi.

Satu hal yang selalu Saya ingat..

Kita bukan siapa-siapa di dunia ini. sebelumnya kita tak pernah ada lalu di bikin ada & di bekali apapun yang kita butuhkan. suatu saat di ambil sama yang punya. ya sudah …

Minimal dengan pemahaman seperti itulah kesedihan Saya tidak berlarut-larut. kadang Saya juga sempat berpikir untuk apa Saya di ciptakan? toh ujung-ujungnya mati! bukankah hidup hanya menambah kepedihan?

makam ayah
makam ayah

Tapi disisi lain setelah kejadian ini, Saya dapat banyak pelajaran bagaimana saya harus memberi perhatian lebih untuk keluarga? terutama untuk Ibu. saat ini cuma Ibu yang menjadi fokus utama. hampir setiap hari Saya menelpon Ibu walau sekedar nanya kabar, masak apa, gimana keadaan dirumah?

Sebelum Ayah wafat saya biasa nelpon 1-2x dalam seminggu.

Ayah Saya tipikal penolong. Dia sering menolong orang yang hampir jadi tumbal pesugihan, sering menolong bisnis orang yang di ganggu secara ghaib. di daerah saya banyak orang yang melakukan pesugihan & santet. banyak yang pengen kaya secara instant (tapi ga mau mengikuti proses).

Saya mengira selepas kepergiannya tahlilan di rumah bakal sepi. mengingat Ayah saya sangat jarang ikut tahlilan bila ada tetangganya wafat. namun ternyata tidak, selama 7 hari tahlilan di rumah penuh orang bahkan sampai ke teras rumah juga penuh. pun juga hari ke-40 nya. sama penuhnya. padahal hujan lebat.

Namun yang paling penting bagi saya adalah pesan-pesannya.

Pesan Bapak ke Saya :

Kalau di 1/3 malem biasakan bangun & dirikan sholat lail. minimal 1 jam kamu habiskan untuk ibadah kepada Nya. itu kunci utama kesehatan jasmani & rohani. jadi penyakit itu ga gampang masuk ke tubuh.

Fakta ini di amini orang-orang di sekitarnya terutama dari kalangan keluarga & saudara. karena menurut bapak Saya, penyakit itu datangnya di malam hari. jadi usahakan bangun & dirikan sholat Insya Allah penyakit menyingkir.

Dan itu terbukti semasa hidupnya Bapak saya tidak pernah mengidap penyakit kronis seperti orang kebanyakan. di usia segitu biasanya kena jantung, diabet, liver, dll.

Di samping itu dia juga terapi minum air putih hangat tiap bangun tidur. juga sering mengkonsumsi sayuran dari pada daging.

Sampai saat ini masih melekat kalau ilmu Agama yang Dia ajarkan benar-benar meresap sampai qolbu. bukan hanya sekedar hafalan. really love him šŸ™‚

Kebiasaan dia adalah Puasa senin-kamis, puasa hari 40-an, hari 100-an, dan sholat di 1/3 malam hingga berzikir berjam-jam. dia kalau sudah madep (mantab dengan dzikirnya, bisa 1-2jam) dan itu setiap hari. ngga pernah putus sejak ia masih muda sampai akhir hayatnya mendekati umur 70 atau 69 tahun lebih 8 bulan.

Kalau saya di rumah setiap pukul 01.30 WIB pasti di bangunkan. kalau susah bangun bakal di siram air. hawa di kampung halaman kalau malam dingin bikin susah bangun. tantangannya berat! sangat berbeda dengan hawa di Jakarta.

Akan selalu ada yang datang dan pergi dalam kehidupan. yang terpenting adalah bagaimana cara kita menjalani hidup. kebiasaan baik akan berakhir dengan baik.

Ilmu Syariat, Tarekat, Hakekat sampai Marifat dia ajarkan ke kami sekeluarga. hanya saja saya kurang bisa menerima cara dia menyampaikan. bahkan saya sering berdebat dengannya. namun seiring berjalannya waktu Saya baru bisa memahami apa yang dia sampaikan sebenarnya baik untuk Saya.

Sejak kepergian Bapak Saya, aura di dalam rumah berubah. yang sebelumnya adem ayem, sejuk, bikin betah, tiba-tiba suasana tersebut hilang. seolah-olah ikut pergi bersamanya.

Mungkin dia ga sukses di dunia bisnis karena sempat gagal berulang kali. terakhir buka bisnis skala besar ; buka dealer motor & jual spare part motor era 70-80an. kata Ibu, jauh sebelum kelahiran saya bisninya sempat berjaya walau pada akhirnya bangkrut tahun 80-an.

makam guru spiritual
makam guru spiritual

Jadi kesimpulannya, saya sudah kehilangan 2 orang berpengaruh dalam hidup Saya. Bapak & Guru spiritual (Kyai NU).

Al-fatihah.. 3x

Ada yang Datang

Selepas kepergiannya, saya merasa ada yang datang yaitu rezeki lain. seolah-olah semua terjadi dalam satu waktu. kesimpulannya : ada yang di ambil & ada yang di kasih.

Jodoh, Rezeki dan Maut datang secara bersamaan..

To be continue.. šŸ™‚

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)

Rekomendasi lainnya:

    Mengenal Makna Rezeki
    Fenomena Golongan dalam Islam

Filed Under: Spiritual Islam Tagged With: pengalaman hidup, perjalanan manusia

    Untuk Anda

    Jumat Makan Gratis
    Panduan Membuat Website
    Trilogy Buku Pengembangan Diri
  • Artikel Terbaru

    About Fajar

    Seorang 1/2 idealis 1/2 realistis. minimalism, flexible, friendly, open minded, suka musik & pecinta kopi. follow Instagram & subscribe Channel nya

    • About
    • Terms
    • Privacy

    © 2021 Fajar - Hosted by Vultr