Fajar Tri

Belajar Bisnis dan Pengembangan Diri

  • START HERE
  • BLOG
  • CONTACT
  • BOOKS
  • VIRALOKA
  • Pengembangan Diri
  • Manajemen Bisnis
  • Tips Desain
  • Social Media
  • Tutorial

Benarkah Tassawuf Menyesatkan?

10 July 2020 by Fajar

Akhir-akhir ini ilmu tassawuf mengemuka di jagad socmed. mungkin kira-kira 3 tahun terakhir (setahu saya). sebelumnya Tassawuf jarang di publikasi (biasanya hanya untuk konsumsi sesama jamaah saja). begitu mengemuka di jagad social media muncullah beragam pendapat. salah satunya adalah SESAT.

Tentu masih ingat kisah Syech Siti Jenar? saya rasa masih segar dan masih menarik di perbincangkan. beliau salah satu waliyullah yang sejarahnya di belokkan. di video YouTube, beberapa artikel di blog, Syeh Siti Jenar di kisahkan di hukum mati wali songo karena menyebarkan ajaran sesat.

Sebagian kisah lain Syeh Siti Jenar tidak demikian. dan masih banyak versi lain tentang kematiannya. di sini saya tidak menjabarkan sejarah beliau tapi lebih ke ajarannya. apakah tassawuf menyesatkan?

Saya jawab IYA & TIDAK. Tassawuf kaitannya sangat erat dengan Syech Siti Jenar. bisa di bilang beliau ini salah satu dedengkot Tassawuf setelah era Syech Abdul Qadir Jailani, Imam Al-Ghazali, El Jalaludin Rumi, dll.

Pernyataan yang paling kontroversial dari Syech Siti Jenar : Aku adalah Allah. ini sangat-sangat mencengangkan dan bikin semua golongan emosi, terguncang, panik, campur aduk. Dan kesalahan yang paling fatal adalah mengajarkan ke orang awam. jadi pada jaman itu banyak yang tersesat gara-gara ajaran ini.

Padahal kalau dalam Ilmu tassawuf yang di maksud pernyataan diatas adalah Aku ini bukan siapa-siapa. Aku ini milik Allah. jadi lebih melihat Allah nya dulu baru melihat ciptaan-Nya.

Untuk memahami tassawuf, pisahkan pemahaman tassawuf dan hukum fiqih. karena 2 hal ini sangat berbeda. kalau sedang membaca ajaran tassawuf jangan langsung di hubungkan dengan hukum fiqih. pasti bertolak belakang.

Silahkan cari pembimbing yang benar-benar paham. jangan belajar sendiri karena potensi tersesat jauh lebih besar. Saya pun masih sedikit memahami ilmu ini dari guru saya, bapak saya, dan gurunya bapak saya.

Yang paling utama, kuatkan dulu ilmu syariat baru ke yang lain. ini untuk pegangan agar tetap berada pada rel (Islam). kalau ada yang belok dikit bisa langsung di luruskan dengan syariat.

Resiko langsung bertassawuf & melewati syariat adalah meremehkan syariat. sholat syariat di anggap jadi tidak penting, puasa ramadhan jadi kurang penting, dll. ujung-ujungnya kesombongan.

Ya, sombong dalam berilmu (ingat sejarah Iblis meremehkan Adam). padahal yang paling utama hidup di dunia ini adalah ADAB & IKHLAS. beradab dulu baru berilmu.

Susah ya? iya 😀

Sebaliknya, kalau kita sudah memahami tassawuf hidup rasanya tenang dan tawadhu. bahkan bisa di bilang kalau sudah di puncaknya, kita sudah tidak butuh dunia. ngga peduli yang lain pamer kekayaan harta. tenang saja intinya.

kegelisahan hati

Seperti almarhum guru bapak saya. sawah berhektar-hektar di hibahkan untuk kepentingan umum. sisanya yang hanya 300 meter persegi hanya untuk mengisi aktivitas harian dan sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. di nikmati ketika panen.

UAH (Ustadz Adi Hidayat) bilang : tassawuf itu sebagian menyesatkan. hati-hati belajar ilmu ini. harus punya guru pembimbing yang benar-benar paham. Saya juga setuju karena ngga sedikit orang jadi linglung, gila.

Dan disisi lain..

Jamaah UAS (Ustadz Abdul Somad) salah satu tayangannya di YouTube bertanya :

Apakah yang di maksud Syariat, Tarekat, Hakikat, dan Marifat?

UAS menjawab dan menganalogikan :

  • Syariat : sebuah sampan
  • Tarekat : cara berenang
  • Hakikat : lautan beserta isinya
  • Marifat : mutiara dalam karang di dasar laut.

Kira-kira sudah tergambar belum? jadi posisi kita umumnya masih diatas sampan / perahu.

Selama ini kita hanya terfokus pada ilmu syariat. sekedar mempelajari hukum halal-haram, sunnah, sholat fardhu-sunnah, puasa ramadhan, dsb. padahal ilmu ini masih diatas permukaan laut. masih sangat jauh untuk mendapatkan mutiara dalam karang.

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)

Rekomendasi lainnya:

    Terbukalah : Jangan Berdebat & Fanatik
    Lathi, di Lihat dari 2 Sisi
    Kapan Nikah?
    Random Mood : Merelaksasi Pikiran
    Wasiat Kematian

Filed Under: Pengembangan Diri Tagged With: belajar tassawuf, syariat tarekat hakiat marifat, syeh siti jenar

    Untuk Anda

    Jumat Makan Gratis
    Panduan Membuat Website
    Trilogy Buku Pengembangan Diri
  • Artikel Terbaru

    About Fajar

    Seorang 1/2 idealis 1/2 realistis. minimalism, flexible, friendly, open minded, suka musik & pecinta kopi. follow Instagram & subscribe Channel nya

    • About
    • Terms
    • Privacy

    © 2021 Fajar - Minimalism